Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur

  • Home
  • Information
  • News
  • Help
  • Librarian
  • Member Area
  • Select Language :
    Arabic Bengali Brazilian Portuguese English Espanol German Indonesian Japanese Malay Persian Russian Thai Turkish Urdu

Search by :

ALL Author Subject ISBN/ISSN Advanced Search

Last search:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Kajian Penanganan Nat Selasar Candi Borobudur

BUKU

Kajian Penanganan Nat Selasar Candi Borobudur

SETYAWAN, Hari - Personal Name; Dian Eka Puspita Sari - Personal Name; Puji Santoso - Personal Name;

Sejak dibangun sekitar abad VIII-IX Masehi, sampai dengan saat ini, Candi Borobudur telah mengalami dua kali pemugaraan. Pemugaran pertama dilakukan oleh Theodore Van Erp dalam tahun 1907-1911 dan pemugaran kedua dilakukan oleh pemerintah Indonesia bekerjasama dengan UNESCO pada tahun 1973-1983. Permasalahan setabilitas struktural yang terjadi setelah pemugaran pertama (kemiringan dinding), pada pemugaran kedua ini nampaknya telah terselesaikan, namun demikian masih terjadi pelapukan yang belum sepenuhnya dapat teratasi. Kondisi nat-nat pada lantai selasar saat ini tidak semuanya tertutup oleh mortar pemugaran I. Hal ini disebabkan oleh aktifitas pemasangan pipa beton saluran, yang pada saat pemugaran II. Kegiatan pemasangan pipa beton saluran drainase tersebut dilakukan dengan membongkar sebagai batu-batu pada lantai selasar, yang pada saat pengambilan batu-batu tersebut ketempat semula tidak disertai dengan penutupan nat. Sehingga apabila terjadi hujan, maka air hujan akan langsung dapat meresap kedalam tubuh selasar.Akibatnya dapat dimungkinkan apabila air hujan bertemu dengan pipa beton saluran drainase akan terjadi reaksi kimia yang pada akhirnya dapat menimbulkan endapan garam. Endapan garam tersebut secara pelan namun pasti akan membuat batu-batu disekitar saluran drainase menjadi rapuh. Selain itu, adanya air yang merembes pada dinding selaser dikarenakan nat yang terbuka akan mempercepat kerusakan dan pelapukan batu penyusun struktur selasar.Dikarenakan di bawah nat yang terbuka dijumpai saluran drainase yang terbuat dari beton.

Pelaksanaan kajian ini dilakukan di Candi Borobudur. Pembongkaran dilakukan pada bagian selasar Candi Borobudur yang nat-nat batunya terbuka, yaitu pada sisi Barat Daya. Pada saat pebongkaran selasar juga dilakukan pengambilan sampel baut dan tanah didalam selasar. Sampel batu dan tanah yang diambil beralas dari sekitar saluran drainese yang terbuat dari beton. Analisa terhadap sampel yang diambil dilakukan secara fisik dan kimia. Hal ini untuk mengetahui sebab-sebab Kerusakan batu yang mungkin timbul akibat terbukanya nat pada selasar Candi Borobudur. Selanjutnya juga dilakukan percobaan pembuatan mortar tradisional yang sedianya akan digunakan untuk menutup nat selasar yang terbuka.

Berdasarkan hasil analisa fisik dan kimia dapat diambil kesimpulan bahwa terbukanya nat dapat berakibat buruk bagi batu penyusun struktur Candi Borobudur. Sehingga langkah yang dapat diambil berdasarkan kajian ini adalah penutupan kembali nat-nat selasar yang masih terbuka.Hal ini dikarenakan nat-nat selasar yang terbuka mengakibatkan masuknya air maupun kotoran-kotoran yang dapat menimbulkan pengaruh buruk pada batu penyusun struktur selasar Candi Borobudur.


Availability
LS0546LS 930.1 SET kPerpustakaan Balai Konservasi Borobudur (B)Available
LS0549LS 930.1 SET kPerpustakaan Balai Konservasi Borobudur (B)Available
LS0833LS 930.1 SET kPerpustakaan Balai Konservasi BorobudurAvailable
Detail Information
Series Title
-
Call Number
LS 930.1 SET k
Publisher
Magelang : BALAI KONSERVASI PENINGGALAN BOROBUDUR., 2011
Collation
viii, 51 hlm; 29 cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
930.1
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Arkeologi
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility
-
Other version/related

No other version available

File Attachment
No Data
Comments

You must be logged in to post a comment

Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur
  • Information
  • Services
  • Librarian Login
  • Member Area

About Us

Pada awalnya Balai Konservasi Borobudur bernama Balai Studi dan Konservasi Borobudur yang berdiri tahun 1991. Pada tahun 2006 berubah nama menjadi Balai Konservasi Peninggalan Borobudur berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.40/OT.001/MKP-2006 tanggal 7 September 2006.

Balai Studi dan Konservasi Borobudur dan Balai Konservasi Peninggalan Borobudur merupakan lembaga khusus yang menangani Candi Borobudur yang telah selesai dipugar memerlukan perawatan, pengamatan dan penelitian berkelanjutan.

Pada tahun 2012, lembaga ini kembali berubah nama menjadi Balai Konservasi Borobudur dan berfungsi sebagai pusat konservasi dan pemugaran cagar budaya seluruh Indonesia di samping menangani Warisan Dunia (World Heritage) Candi Borobudur.

Search

start it by typing one or more keywords for title, author or subject

Keep SLiMS Alive Want to Contribute?

© 2025 — Senayan Developer Community

Powered by SLiMS. . .
Select the topic you are interested in
  • Computer Science, Information & General Works
  • Philosophy & Psychology
  • Religion
  • Social Sciences
  • Language
  • Pure Science
  • Applied Sciences
  • Art & Recreation
  • Literature
  • History & Geography
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Advanced Search