Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur

  • Home
  • Information
  • News
  • Help
  • Librarian
  • Member Area
  • Select Language :
    Arabic Bengali Brazilian Portuguese English Espanol German Indonesian Japanese Malay Persian Russian Thai Turkish Urdu

Search by :

ALL Author Subject ISBN/ISSN Advanced Search

Last search:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Perencanaan Konservasi Percandian Di Kawasan padang Lawas Kabupaten Padang Lawas dan Padang Lawas Utara Sumatera Utara : Candi Bahal I, Candi Bahal II, Candi Bahal III, Candi Pulo, Candi Sipamutung, Candi Tandihat I

LAPORAN STUDI

Perencanaan Konservasi Percandian Di Kawasan padang Lawas Kabupaten Padang Lawas dan Padang Lawas Utara Sumatera Utara : Candi Bahal I, Candi Bahal II, Candi Bahal III, Candi Pulo, Candi Sipamutung, Candi Tandihat I

Iskandar Mulia Siregar et all - Personal Name;

Candi Bahal I, Bahal II, Baha III, dan Sipamutung telah dipugar dan arsitektur candi masih berdiri dengan cukup stabil. Secara umum tidak terdapat kerusakan struktur pada keempat candi tersebut. Kerusakan struktur yang teridentifikasi adalah retakan tang terjadi karna pemugaran yang telah dilakukan tidak membongkar bilik dalam, sehingga retakan yang ada pada bilik dalam masih ada. Dinding luar juga mengalami keretakan karna reganganya beberapa bagian bata untuk mempertahankan dimensi bangunan. Keretakan tersebut meskipun merupakan keretakan struktur tidak membahayakan karna telah ada sejak pemugaran. Usaha yang dilakukan saat itu adalah dengan kamuflase meskipun saat ini klamufase saat ini telah hilang. Informasi yang telah digali dari juru pelihara dan juru gambar yang terlibat saat pemugaran menyebutkan bahwa keretakan tidak bertambah sejak pemugaran hingga saat ini. Sehingga secara struktural keseluruhan candi tidak mengalami permasalahan.

Permasalahan yang dihadapi semua candi adalah kodisi material yang mengalami pelaoukan. Bata merupakan material buatan yang berasal dari pembakaran tanah liat. Bata bersifat porous atau berpori dengan kekerasan yang relatif tidak terlalu tinggi dibanding batuan alam. Sifat berpori dan kurang keras inirawan terhadap pelapukan oleh pengaruh lingkungan.

Candi-candi di kawasan padang lawas sebagaimana candi-candi pada umumnya berada di lingkungan secara terbuka sehingga langsung berhubungan dengan panas matahari, hujan, dan angin. Sebagai material porous air mudah meresap dalam bata dan menyebabkan bata menjadi lembab. Air juga dapat bergerak secara kapilarisasi dalam material. pergerakan air dalam dalam bata dapat menyebabkan terjadinya reaksi pelapukan. Adanya air juga dapat menyebabkan bata menjadi lembab dan menjadi media yang baik bagi tumbuhnya jasad, antara lain lumut, algae/ganggang, rumput, paku-paku, serta tumbuhan lainya. Jasad hidup tersebut dapat menutup permukaan bata dan akar-akarnya dapat merusak material bata. Pengamatan langsung di lapangan dilaksanakan pada musim kemarau sehingga pertumbuhanya tidak dalam kondisi puncak. Tetapi pertumbuhanya masih dapat dengan mudah ditemukan, meskipun ganggang dan lumut telah berubah warna menjadi hitam karna kering.


Availability
LS0548LS 930.1 PER pPerpustakaan Balai Konservasi BorobudurAvailable
LS0613LS 930.1 PER pPerpustakaan Balai Konservasi BorobudurAvailable
LS0816LS 930.1 PER pPerpustakaan Balai Konservasi BorobudurAvailable
Detail Information
Series Title
-
Call Number
LS 930.1 PER p
Publisher
Magelang : BALAI KONSERVASI PENINGGALAN BOROBUDUR., 2011
Collation
iv, 46 hlm; 29 cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
930.1
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Arkeologi
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility
Iskandar Mulia Siregar
Other version/related

No other version available

File Attachment
No Data
Comments

You must be logged in to post a comment

Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur
  • Information
  • Services
  • Librarian Login
  • Member Area

About Us

Pada awalnya Balai Konservasi Borobudur bernama Balai Studi dan Konservasi Borobudur yang berdiri tahun 1991. Pada tahun 2006 berubah nama menjadi Balai Konservasi Peninggalan Borobudur berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.40/OT.001/MKP-2006 tanggal 7 September 2006.

Balai Studi dan Konservasi Borobudur dan Balai Konservasi Peninggalan Borobudur merupakan lembaga khusus yang menangani Candi Borobudur yang telah selesai dipugar memerlukan perawatan, pengamatan dan penelitian berkelanjutan.

Pada tahun 2012, lembaga ini kembali berubah nama menjadi Balai Konservasi Borobudur dan berfungsi sebagai pusat konservasi dan pemugaran cagar budaya seluruh Indonesia di samping menangani Warisan Dunia (World Heritage) Candi Borobudur.

Search

start it by typing one or more keywords for title, author or subject

Keep SLiMS Alive Want to Contribute?

© 2025 — Senayan Developer Community

Powered by SLiMS. . .
Select the topic you are interested in
  • Computer Science, Information & General Works
  • Philosophy & Psychology
  • Religion
  • Social Sciences
  • Language
  • Pure Science
  • Applied Sciences
  • Art & Recreation
  • Literature
  • History & Geography
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Advanced Search