Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur

  • Home
  • Information
  • News
  • Help
  • Librarian
  • Member Area
  • Select Language :
    Arabic Bengali Brazilian Portuguese English Espanol German Indonesian Japanese Malay Persian Russian Thai Turkish Urdu

Search by :

ALL Author Subject ISBN/ISSN Advanced Search

Last search:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Kajian Konservasi Lukisan Gua Prasejarah Di Maros Dan Pangkep Tahap III

LAPORAN STUDI

Kajian Konservasi Lukisan Gua Prasejarah Di Maros Dan Pangkep Tahap III

SUHARTONO, Yudi - Personal Name; Fr. Dian Ekarini - Personal Name; Yudhi Atmaja - Personal Name;
























Di Kawasan pegunungan kapur(kars)Maros dan pangkep terdapat gua-gua yang pada masa prasejarah dihuni oleh manusia.Selain sebagai tempat tinggal,dinding-dinding gua digunakan sebagai media untuk mengekspresikan pengalaman, perjuangan dan harapan hidup manusia dalam bentuk lukisan gua.Lukisan dinding gua dinding gua kondisi sebagian besar telah mengalami kerusakan dan pelapukan.

Kerusakan lukisan dinding gua diduga diakibatkan oleh adanya kontak dengan atmosfer yang berbeda secara signifikan pada musim hujan dan kemarau.Kerusakan lukisan dinding gua yang terjadi diantaranya adalah pengelupasan lapisan dinding gua yang ada pada lukisan, Pertumbuhan lumut/ ganggang yang menutupi lukisan dan Lukisan terhapus oleh air hujan yang melewayi lukisan. Kerusakan lukisan gua juga disebabkan oleh faktor manusia (Antropogenik)seperti degradasi ekosistem karet dan vendalisme.

Dalam upaya memperlambat kerusakan lukisan gua, ada beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan seperti konsolidasi lukisan dinding gua (penanganan masalah air digua, penanganan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, konsevasi lingkungan, perlu dipertimbangkan untuk menutup secara total salah satu gau yang memiliki lukisan gua yang beragam dan dalam keadaan baik dengan mengatur suhu dan kelembabannya,dan sebelum konservasi lingkungan berhasil dilakukan, diperlukan upaya jangka pendek untuk mengurangi/menghalangi masuknya sinar matahari dan angin langsung ke dalam gua dengan menutup beberapa bagian gua yang menjadi akses masuknya sinar matahari dan angin yang akan mengenai lukisan secara langsung, yang berakibat pada rusaknya lukisan gua.

Untuk meminalkan kerusakan lukisan yang disebabkan oleh faktor manusia (Antropogenik) perlu dilakukan tindakan seperti pendataan secara menyeluruh gua-gua prasejarah dan diberikan Surat Keputusan Cagar Budaya yang dilindungi UU No.11 tahun 2010, pembuatan zonasi pada setiap gua,penyuluhan dan sosialisasi kepada masyaraka, melakukan Komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan penambangan batu gamping/pabrik semen dan perlu segera dibuakan Rencana Induk Pelestarian.

Kerusakan dan pelapukan pada cagar budaya merupakan peristiwa alam yang tidak dapat dihentikan. Mestipun upaya konservasi dapat memperlambat proses tersebut. Dokumentasi dan monitoring merupakan kegiatan yang sangat penting agar tidak kehilangan data ketika cagar budaya mengalami kerusakan dan pelapukan.


Availability
LS0545LS 930.1 SUH kPerpustakaan Balai Konservasi Borobudur (B)Available
Detail Information
Series Title
-
Call Number
LS 930.1 SUH k
Publisher
Magelang : BALAI KONSERVASI PENINGGALAN BOROBUDUR., 2011
Collation
x, 81 hlm; 30 cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
930.1
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Arkeologi
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility
-
Other version/related

No other version available

File Attachment
No Data
Comments

You must be logged in to post a comment

Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur
  • Information
  • Services
  • Librarian Login
  • Member Area

About Us

Pada awalnya Balai Konservasi Borobudur bernama Balai Studi dan Konservasi Borobudur yang berdiri tahun 1991. Pada tahun 2006 berubah nama menjadi Balai Konservasi Peninggalan Borobudur berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.40/OT.001/MKP-2006 tanggal 7 September 2006.

Balai Studi dan Konservasi Borobudur dan Balai Konservasi Peninggalan Borobudur merupakan lembaga khusus yang menangani Candi Borobudur yang telah selesai dipugar memerlukan perawatan, pengamatan dan penelitian berkelanjutan.

Pada tahun 2012, lembaga ini kembali berubah nama menjadi Balai Konservasi Borobudur dan berfungsi sebagai pusat konservasi dan pemugaran cagar budaya seluruh Indonesia di samping menangani Warisan Dunia (World Heritage) Candi Borobudur.

Search

start it by typing one or more keywords for title, author or subject

Keep SLiMS Alive Want to Contribute?

© 2025 — Senayan Developer Community

Powered by SLiMS. . .
Select the topic you are interested in
  • Computer Science, Information & General Works
  • Philosophy & Psychology
  • Religion
  • Social Sciences
  • Language
  • Pure Science
  • Applied Sciences
  • Art & Recreation
  • Literature
  • History & Geography
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Advanced Search