LAPORAN STUDI
Kajian Konservasi Lukisan Gua Prasejarah Di Maros Dan Pangkep Tahap III
Di Kawasan pegunungan kapur(kars)Maros dan pangkep terdapat gua-gua yang pada masa prasejarah dihuni oleh manusia.Selain sebagai tempat tinggal,dinding-dinding gua digunakan sebagai media untuk mengekspresikan pengalaman, perjuangan dan harapan hidup manusia dalam bentuk lukisan gua.Lukisan dinding gua dinding gua kondisi sebagian besar telah mengalami kerusakan dan pelapukan.
Kerusakan lukisan dinding gua diduga diakibatkan oleh adanya kontak dengan atmosfer yang berbeda secara signifikan pada musim hujan dan kemarau.Kerusakan lukisan dinding gua yang terjadi diantaranya adalah pengelupasan lapisan dinding gua yang ada pada lukisan, Pertumbuhan lumut/ ganggang yang menutupi lukisan dan Lukisan terhapus oleh air hujan yang melewayi lukisan. Kerusakan lukisan gua juga disebabkan oleh faktor manusia (Antropogenik)seperti degradasi ekosistem karet dan vendalisme.
Dalam upaya memperlambat kerusakan lukisan gua, ada beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan seperti konsolidasi lukisan dinding gua (penanganan masalah air digua, penanganan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, konsevasi lingkungan, perlu dipertimbangkan untuk menutup secara total salah satu gau yang memiliki lukisan gua yang beragam dan dalam keadaan baik dengan mengatur suhu dan kelembabannya,dan sebelum konservasi lingkungan berhasil dilakukan, diperlukan upaya jangka pendek untuk mengurangi/menghalangi masuknya sinar matahari dan angin langsung ke dalam gua dengan menutup beberapa bagian gua yang menjadi akses masuknya sinar matahari dan angin yang akan mengenai lukisan secara langsung, yang berakibat pada rusaknya lukisan gua.
Untuk meminalkan kerusakan lukisan yang disebabkan oleh faktor manusia (Antropogenik) perlu dilakukan tindakan seperti pendataan secara menyeluruh gua-gua prasejarah dan diberikan Surat Keputusan Cagar Budaya yang dilindungi UU No.11 tahun 2010, pembuatan zonasi pada setiap gua,penyuluhan dan sosialisasi kepada masyaraka, melakukan Komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan penambangan batu gamping/pabrik semen dan perlu segera dibuakan Rencana Induk Pelestarian.
Kerusakan dan pelapukan pada cagar budaya merupakan peristiwa alam yang tidak dapat dihentikan. Mestipun upaya konservasi dapat memperlambat proses tersebut. Dokumentasi dan monitoring merupakan kegiatan yang sangat penting agar tidak kehilangan data ketika cagar budaya mengalami kerusakan dan pelapukan.
LS0545 | LS 930.1 SUH k | Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur (B) | Available |
No other version available