LAPORAN STUDI
Studi Karakteristik Pertumbuhan Moss dan Algae terhadap Kelestarian Candi Batu
Penelitian ini menggunakan dua buah jenis batu, yaitu batu andesit dan batu tuff (E). Batu andesit terdiri dari empat macam, yaitu andesit kompak gelap (A), andesit porous gelap (B), andesit kompak terang (C), dan andesit porous terang (D). Dalam penelitian ini ada dua perlakuan, yaitu kelembapan dan penyiraman. Perlakuan kelembapan terdiri dari meningkatkan kelembapan objek (I), menurunkan kelembapan objek (U), dan objek berada pada kelembapan normal (N). Perlakuan penyiraman terdiri dari disiram dengan air ledeng (L), disiram dengan air hujan (H), dan tidak disiram (T) sebagai kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan moss tumbuh baik pada batu andesit kompak gelap (A) dengan persentase populasi tertinggi 16% dengan waktu tumbuh 7 hari, sedangkan algae tumbuh baik pada batu andesit porous gelap (B) dengan persentase populasi tertinggi 15% dengan waktu tumbuh 7 hari. Moss dan algae tumbuh baik pada batu andesit berwarna gelap atau hitam karena mempunyai kadungan Fe dan Mg yang lebih tinggi dibandingkan dengan batu andesit terang dan batu tuff. Moss dan algae tumbuh baik pada batu percobaan yang ditingkatkan kelembapannya (I) dan disiram ledeng (L) dengan suhu 26,9 derajat C, kelembapan udara 79,5% serta intensitas penguapan 1,7 kg/m. Air merupakan faktor utama pemacu pertumbuhan moos dan algae. Penyiraman menggunakan air ledeng lebih memacu pertumbuhan moss dan alge dibandingkan dengan air hujan karena kandungan unsur hara air ledeng lebih tinggi daripada air hujan asalkan volume air yang disiramkan sama. dalam penelitian ini pertumbuhan moss pada batu percobaan belum secara nyata merubah porositas dan densitas batu. Rhizoid moss masuk ke dalam pori-pori batu antara 0,3 mm samapi 1 mm.
LS0088 | LS 589 SWA s | Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur | Available |
No other version available