Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur

  • Home
  • Information
  • News
  • Help
  • Librarian
  • Member Area
  • Select Language :
    Arabic Bengali Brazilian Portuguese English Espanol German Indonesian Japanese Malay Persian Russian Thai Turkish Urdu

Search by :

ALL Author Subject ISBN/ISSN Advanced Search

Last search:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Kajian Konservasi Keramik Bawah Air

BUKU

Kajian Konservasi Keramik Bawah Air

HALDOKO, Leliek Agung - Personal Name; Arif Gunawan - Personal Name; Yudi Suhartono - Personal Name;

Abstrak

Indonesia merupakan negara maritim dengan wilayah laut yang lebih luas dari wilayah darat. Arus transportasi laut yang tinggi memungkinkan kawasan nusantara menyimpan kekayaan tinggalan dari masa lampau di bawah air. Keramik sebagai salah satu jenis tinggalan bawah air memiliki nilai penting bagi sejarah, kebudayaan dan ilmu pengetahuan sehingga dapat ditetapkan sebagai cagar budaya. Penanganan keramik bawah air yang ditemukan di laut merupakan yang paling sulit karena keramik akan terkena pengaruh baik dari garam terlarut maupun endapan karang yang dapat mempercepat kerusakan dan pelapukan. Selain itu keramik yang ditemukan tidak selalu dalam keadaan utuh, ada yang pecah menjadi fragmen-fragmen, maupun ada fragmen yang hilang.
Karena itu diperlukan cara yang efektif untuk membersihkan endapan karang tanpa merusak keramik. Kali ini yang dipakai untuk pembersihan endapan karang adalah larutan jenuh CO2 yang didapatkan dangan mengalirkan gas CO2 secara terus menerus ke dalam aquades. Selanjutnya hasil pembersihan yang didapatkan akan dibandingkan dengan pembersihan endapan karang menggunakan dengan HCl 5 %, asam sitrat 5 % dan dengan cara direbus. Untuk penyambungan fragmen keramik digunakan animal glue dalam hal ini adalah gelatin dan anchor. Sedangkan untuk penambalan fragmen keramik yang hilang digunakan gips maupun campuran gips dan semen putih.
Untuk pembersihan endapan karang dengan larutan jenuh CO2 didapatkan hasil bahwa endapan karang yang lunak dapat terlepas sedangkan untuk endapan karang yang keras dapat menjadi lunak, tetapi noda besi yang menempel pada permukaan keramik tidak ikut hilang. HCl 5 % dan asam sitrat 5 % efektif untuk menghilangkan endapan karang sekaligus menghilangkan noda besi pada permukaan keramik, tetapi dampak negatif untuk pembersihan dengan HCl adalah glasir ikut mengelupas, sedangkan untuk pembersihan dengan asam sitrat adalah permukaan keramik menjadi berwarna kekuningan. Untuk pembersihan endapan karang dengan direbus, di beberapa bagian masih terdapat endapan karang yang keras. Selain itu noda besi yang menempel pada permukaan keramik tidak ikut hilang.
Untuk penyambungan fragmen keramik dengan gelatin maupun anchor dapat merekat kuat. Untuk melepas sambungan, keramik hanya perlu direndam air dan dalam beberapa menit akan terlepas dengan sendirinya. Untuk penambalan keramik lebih direkomendasikan untuk menggunakan gips tanpa menambah semen, karena kekerasannya akan lebih rendah sehingga mempermudah proses penghalusan permukaannya.


Kata kunci : endapan karang, penyambungan, penambalan, larutan jenuh CO2, gelatin, anchor, gips


Availability
LS0606LS 691.4 HAL kPerpustakaan Balai Konservasi BorobudurAvailable
LS0684LS 691.4 HAL kPerpustakaan Balai Konservasi BorobudurAvailable
LS0687LS 691.4 HAL kPerpustakaan Balai Konservasi BorobudurAvailable
LS0838LS 691.4 HAL kPerpustakaan Balai Konservasi BorobudurAvailable
Detail Information
Series Title
-
Call Number
LS 691.4 HAL k
Publisher
Magelang : Balai Konservasi Borobudur., 2012
Collation
viii, 35 hlm; 28 cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
691.4
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Konservasi Keramik
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility
HALDOKO, Leliek Agung
Other version/related

No other version available

File Attachment
No Data
Comments

You must be logged in to post a comment

Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur
  • Information
  • Services
  • Librarian Login
  • Member Area

About Us

Pada awalnya Balai Konservasi Borobudur bernama Balai Studi dan Konservasi Borobudur yang berdiri tahun 1991. Pada tahun 2006 berubah nama menjadi Balai Konservasi Peninggalan Borobudur berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.40/OT.001/MKP-2006 tanggal 7 September 2006.

Balai Studi dan Konservasi Borobudur dan Balai Konservasi Peninggalan Borobudur merupakan lembaga khusus yang menangani Candi Borobudur yang telah selesai dipugar memerlukan perawatan, pengamatan dan penelitian berkelanjutan.

Pada tahun 2012, lembaga ini kembali berubah nama menjadi Balai Konservasi Borobudur dan berfungsi sebagai pusat konservasi dan pemugaran cagar budaya seluruh Indonesia di samping menangani Warisan Dunia (World Heritage) Candi Borobudur.

Search

start it by typing one or more keywords for title, author or subject

Keep SLiMS Alive Want to Contribute?

© 2023 — Senayan Developer Community

Powered by SLiMS
Select the topic you are interested in
  • Computer Science, Information & General Works
  • Philosophy & Psychology
  • Religion
  • Social Sciences
  • Language
  • Pure Science
  • Applied Sciences
  • Art & Recreation
  • Literature
  • History & Geography
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Advanced Search