Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur

  • Home
  • Information
  • News
  • Help
  • Librarian
  • Member Area
  • Select Language :
    Arabic Bengali Brazilian Portuguese English Espanol German Indonesian Japanese Malay Persian Russian Thai Turkish Urdu

Search by :

ALL Author Subject ISBN/ISSN Advanced Search

Last search:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Kajian karakteristik jenis-jenis batu penyusun candi borobudur

LAPORAN STUDI

Kajian karakteristik jenis-jenis batu penyusun candi borobudur

HALDOKO, Leliek Agung - Personal Name; Rony Muhammad - Personal Name; Al Widyo Purwoko - Personal Name;

Candi Borobudur merupakan salah satu warisan budaya indonesia yang juga telah diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia. Candi borobudur tersusun oleh andesit karena kelimpahannya yang banyak, mengingat gunung api di Pulau Jawa kebanyakan mengandung magma intermediet dan membeku ketika mencapai puncak sehingga menghasilkan batuan beku jenis andesit.
Meskipun secara umum penyusun candi borobudur merupakan batu yang sejenis (andesit), namun jika dibedakan secara spesifik batu-batu penyusun tersebut memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memiliki tingkat kerusakan dan pelapukan yang berbeda. Kerusakan dan pelapukan ini banyak sekali macamnya, yang tentunya disebabkan oleh faktor penyebab yang berbeda-beda pula. Karena itu, perlu diketahui karakteristik batu candi borobudur berdasarkan parameter-parameter yang ada.
Penentuan karakteristik batu candi borobudur didasarkan pada parameter sifat fisik, komposisi kimia dan mineralogi batuan. Batu candi yang berwarna gelap memiliki densitas yang lebih besar dibandingkan batu candi yang berwarna cerah karena kandungan ferro magnesium yang lebih tinggi. Selain itu batu candi yang berwarna gelap mampu menyerap panas yang lebih besar dibandingkan dengan batu candi yang berwarna cerah.
Batu candi yang ditumbuhi lumut memiliki densitas yang lebih kecil dan porositas yang lebih besar jika dibandingkan batu candi yang tidak ditumbuhi lumut. Kandungan silika pada batu candi yang ditumbuhi lumut lebih rendah jika dibandingkan dengan yang tidak ditumbuhi lumut. Hal ini dikarenakan proses pelapukan yang terjadi menyebabkan berkurangnya kadar silika pada batu. Selain itu, kandungan kalium pada batu candi yang ditumbuhi lumut lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang tidak ditumbuhi lumut karena kalium merupakan unsur yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan lumut.
Batu candi yang mengalami penggaraman memiliki densitas yang lebih kecil dan porositas yang lebih besar jika dibandingkan batu candi yang tidak mengalami penggaraman. Kandungan silika pada batu candi yang mengalami penggaraman lebih rendah jika dibandingkan dengan yang tidak mengalami penggaraman. Hal ini dikarenakan oleh proses penggaraman salah satunya melarutkan silika dan kemudian mengendapkannya di permukaan batu


Availability
LS0671LS 930.1 HAL kPerpustakaan Balai Konservasi BorobudurAvailable
LS0829LS 930.1 HAL kPerpustakaan Balai Konservasi BorobudurAvailable
Detail Information
Series Title
-
Call Number
LS 930.1 HAL k
Publisher
Magelang : Balai Konservasi Borobudur., 2013
Collation
vii, 34 hlm; 30 cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
LS 930.1 HAL k
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
-
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility
Leliek Agung Haldoko
Other version/related

No other version available

File Attachment
No Data
Comments

You must be logged in to post a comment

Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur
  • Information
  • Services
  • Librarian Login
  • Member Area

About Us

Pada awalnya Balai Konservasi Borobudur bernama Balai Studi dan Konservasi Borobudur yang berdiri tahun 1991. Pada tahun 2006 berubah nama menjadi Balai Konservasi Peninggalan Borobudur berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.40/OT.001/MKP-2006 tanggal 7 September 2006.

Balai Studi dan Konservasi Borobudur dan Balai Konservasi Peninggalan Borobudur merupakan lembaga khusus yang menangani Candi Borobudur yang telah selesai dipugar memerlukan perawatan, pengamatan dan penelitian berkelanjutan.

Pada tahun 2012, lembaga ini kembali berubah nama menjadi Balai Konservasi Borobudur dan berfungsi sebagai pusat konservasi dan pemugaran cagar budaya seluruh Indonesia di samping menangani Warisan Dunia (World Heritage) Candi Borobudur.

Search

start it by typing one or more keywords for title, author or subject

Keep SLiMS Alive Want to Contribute?

© 2023 — Senayan Developer Community

Powered by SLiMS
Select the topic you are interested in
  • Computer Science, Information & General Works
  • Philosophy & Psychology
  • Religion
  • Social Sciences
  • Language
  • Pure Science
  • Applied Sciences
  • Art & Recreation
  • Literature
  • History & Geography
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Advanced Search