LAPORAN STUDI
Kajian pengaruh getaran kendaraan bermotor terhadap bangunan dan struktur cagar budaya
Beberapa candi di Indonesia terletak di area perkotaan dan diantaranya terletak sangat dekat dengan jalan raya. Hal ini sebenarnya sangat menguntungkan dari segi pariwisata karena akses jalan yang mudah menjadi satu nilai plus bagi pengunjung untuk berwisata di candi tersebut. Namun hal ini ternyata juga menjadi pisau bermata dua bagi kelestarian candi tersebut. Kendaraan yang melewati jalan tersebut ternyata menimbulkan getaran yang bila mengenai candi dengan frekuensi tertentu dan dalam intensitas yang besar akan berpotensi merusak keutuhan candi.
Pengukuran respon getaran dilakukan pada bagian atap dan lantai candi untuk dapat mengetahui apakah getaran yang timbul akibat lalu lintas telah melebihi batas ambang yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup. Pengukuran getaran menggunakan accelerograph yang dapat mengukur getaran dalam 3 arah/triaxial. Untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya getaran yang timbul maka dilakukan percobaan respon getaran pada tanah dengan variasi kecepatan kendaraan dan berat kendaraan.
Dari pengukuran yang telah dilakukan pada Candi Mendut, Candi Kalasan dan Candi Wringin Lawang ternyata respon getaran yang dihasilkan akibat lalu lintas jalan raya masih di bawah batas ambang getaran. Hal yang berbeda terjadi di Candi Gunung Gangsir, respon getaran yang terukur menunjukkan bahwa kereta api yang melintas dekat situs menimbulkan getaran yang melebihi batas ambang getaran kejut. Dari hasil percobaan juga diketahui bahwa kecepatan dan berat kendaraan berbanding lurus dengan besarnya getaran yang ditimbulkan.
LS0790 | LS 930.1 KAJ k | Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur | Available |
No other version available