LAPORAN STUDI
Respon bangunan cagar budaya kolonial terhadap getaran lalu lintas
Kota Lama Semarang merupakan kawasan cagar budaya yang terletak di wilayah padat lalu lintas. Jalan raya di kawasan ini dilintasi oleh banyak kendaraan seperti mobil, truk dan bus. Letak bangunan cagar budaya yang sangat dekat dengan jalan menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelestari cagar budaya akan dampak dari getaran lalu lintas terhadap bangunan. Pengamatan respon getaran yang timbul dilakukan di 3 lokasi yaitu di Gereja GPIB Immanuel dan Bank Mandiri Mpu Tantular Semarang. Getaran diukur dengan menggunakan accelerograph pada bagian halaman, lantai 1 serta lantai 2 bangunan. Untuk dapat memperoleh rekomendasi ambang batas lalu lintas, dilakukan pula percobaan variasi gundukan jalan dengan menggunakan rumus Watts (Watts, 1990). Dari hasil pengamatan diketahui bahwa getaran yang timbul di Gereja GPIB Immanuel dan Bank Mandiri Mpu Tantular belum melebihi batas ambang getaran kejut Kementerian Lingkungan Hidup. Namun getaran ini belum diukur pada titik tertinggi bangunan karena keterbatasan alat yang digunakan. Selain itu dengan banyaknya kendaraan berat yang melintas, maka direkomendasikan untuk membatasi kendaraan berat yang melintas di jalan Merak dan Mpu Tantular
LS0876 | LS 725.9 RES r | Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur | Available |
LS0877 | LS 725.9 RES r | Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur | Available |
No other version available